Rabu, 29 Februari 2012

Praktik Thariqah dan Latihan Fokus


“kalau untuk mahasiswa, praktik thariqah seperti ini cukuplah untuk melatih fokus pada diri kita, karena zaman sekarang ini jarang sekali kita menemukan orang yang terbiasa fokus”

Itulah yang dikatakan Habib Lutfi bin Yahya selaku Ro’is ‘Aam Jam’iyah Ahlith Thariqah al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) ketika deklarasi Mahasiswa Thariqah (MATAN) yang juga termasuk rentetan acara Muktamar XI JATMAN  di PP. al-Munawwariyyah Bululawang Malang.
Memang, kalau di tela’ah kembali perkataan Habib Lutfi tersebut ada benarnya juga. Di zaman serba ada seperti ini memang sulit sekali menemukan orang yang terbiasa fokus/konsentrasi dalam melaksanakan atau menghadapi segala bentuk persoalan. Jangankan orang lain, njenengan pembaca atau penulis sendiri pun sering kali merasa kesulitan untuk fokus dalam menghadapi segala hal.

Nah, dalam hal ini penulis ingin sedikit meng- nggathuk-nggathuk kannya dengan konteks mahasiswa. Mahasiswa itu kan terkenal dengan sebutan manusia kakean acara, sedikit-sedikit ada acara. Sebetulnya ya wajar-wajar saja, lha wong namanya mahasiswa? kalau setelah dari kelas langsung njujug ke rumah ya mending nggak usah jadi mahasiswa. Akan tetapi, sering sekali dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan malah menimbulkan kesumpekan kesumpekan baru dalam diri kita yang disebabkan oleh ketidak fokusan kita dalam menghadapi persoalan. Persoalan yang satu belum selesai, timbul lagi yang lain. Begitu juga seterusnya.

Nah, lantas apa hubungannya fokus dengan praktik thariqah yang selama ini banyak kita ketahui dalam pengamalannya ada yang dengan duduk berdiam diri sambil melafalkan baca’an-baca’an tertentu yang tujuannya hanya satu yaitu Allah swt. Dan hampir semua thariqah yang ada meskipun ada perbedaan baca’an yang diamalkannya, akan tetapi tujuannya semua sama, yaitu melatih diri untuk fokus dalam proses mendekatkan diri kepada Allah swt. Proses fokus inilah yang menjadi titik tekan dalam pembahasan ini.
Penulis kira tidak hanya dalam islam saja ada “pelatihan” fokus seperti ini. Di ajaran agama lainpun juga ada, seperti praktek meditasi dalam ajaran Hindu. Bertapa (topo dalam istilah jawa) yang sudah dilakukan oleh masyarakat jawa kuno itu juga merupakan proses fokus meninggalkan segala bentuk fikiran dari semua hal yang menarik, membebani maupun mencemaskan dalam kehidupan kita sehari hari hanya untuk satu tujuan, yaitu mendekatkan diri kepada Sang Hyang Tunggal.
Inilah yang bisa penulis sajikan sebagai bahan introspeksi diri, menuju proses yang lebih baik.
Wallahu a’lam…

Kanjeng Sunan Ulil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar