Jancuk, entah dari mana asalnya dia muncul, kata ini seakan
akan sudah membudaya dikalangan masyarakat Indonesia bahkan kalau di ibaratkan dengan bahasa lebay jancuk
ini sudah manunggaling dengan masyarakat. Sehingga ketika mengungkapkan
sesuatu, tanpa di campuri kata jancuk rasanya jadi gak lego atau kurang
mantep.
Kalau dilihat dari sisi arti katanya, ada yang berpendapat “jancuk” berasal dari kata ‘dancuk’ dan turunan dari ‘diancuk’ dan turunan dari ‘diencuk’ yg artinya ‘disetubuhi’. Dan masih banyak pendapat tentang arti kata ini.
Sedangkan kalau dilihat dari sisi penggunaannya, yo
tambah banyak sekali macamnya. Pertama: jancuk dipakai ketika orang sedang
marah, akan tetapi jancuk juga sering dipakai untuk salam persahabatan, media
saling mengakrabkan pertemanan. Contohnya, obrolan pergaulan “yo opo kabarmu
cuk!!”, “yowes ngene iki cuk, apik apik ae”, “tambah lemu ae koen saiki cuk”,
dll.
Kata jancuk juga bisa digunakan untuk mengekspresikan
penekanan pada suatu hal. Contoh, “jancuk cek apik e gambar iku”, “jancuk,
cek ayune arek iku reek”. Ini menandakan bahwa barang yang disebut memang
benar benar bagus dan sangat wah.
kalaupun saat ini jancuk kadang juga disalah artikan sebagai
hal yang negatif, orang yang mengucapkannya kadang di omongi gak ilok,
terlepas dari itu semua jancuk tetaplah jancuk, kata yang nggak jelas artinya tapi
memiliki nilai penting dalam kehidupan yang saat ini jarang sekali manusia memiliki
nilai tersebut, yaitu kejujuran, sikap yang tegas, apa adanya, dan terus terang.
Ibarat kata “kalau dengan jancuk pun aku tidak bisa mengetuk pintu hatimu,
dengan air mata mana lagi aku bisa menggapainya”.
Wallahu a’lam…..
Kanjeng Sunan Ulil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar